Pada awal tahun 1990-an sorang peneliti Jepang telah menditeksi sebuah penyakit baru yang diberi nama medis “Takotsubo Cardiomyopathy” alias “Sindrom Patah Hati”. Jadi lagu labih baik sakit gigi dari pada sakit hati mungkin ada benarnya juga. Siapa kira, patah hati dapat menjadi sangat membahayakan. Dalam sebuah penelitian, terungkap bahwa sindrom patah hati dapat mempengaruhi para pasien secara fisik maupun emosional.
Selama ini patah hati memang terkesan hanya sebatas ungkapan “roman picisan” bagi para pe-cinta yang gagal dalam membina percintaannya. Tapi jangan salah duga, patah hati tidak bisa begitu saja diremehkan, pasalnya penyakit ini dapat menyebabkan perbagai penyakit turunan seperti stress, kepikunan otak, hingga gangguan metabolisme tubuh.
Gejala sindrom patah hati mirip dengan serangan jangtung seperti sakit di dada, dan nafas tersengal. Sindrom patah hati tampaknya hanya sementara dan dapat segera di obati dengan cepat. Sindrom ini mengalami masa kirisis dalam 48 jam pertama. Menurut para ahli, sindrom patah hati muncul karena rasa stres yang berat sehingga terjadi perubahan hormon yang drastis pada tubuhnya. Hal tersebut menyebabkan muncul berbagai gangguan kesehatan.
Untunglah belum lama ini para peneliti di AS sono telah menemukan bahwa sangat mungkin patah hati dapat disembuhkan. Para ilmuwan menemukan bahwa 70% pasien yang menderita sindrom patah hati yakni yang terkait dengan stres dan persitiwa emosional seluruhnya dapat sembuh walaupun 20% lainnya dianggap sakit parah.
Dalam Journal Kardiologi AS, para peneltiti menyebutkan bahwa penyakit karena patah hati dimungkinkan karena adanya peningkatan hormon stres. Secara keseluruhan pasien yang ditangani tersebut sembuh setelah diberikan obat aspirin atau obat penyakit jantung di rumah sakit. Meskipun seperlima pasien sakit parah dan memerlukan perawatan darurat agar bisa diselamatkan, seluruh pasien dapat tetap hidup dalam 48 jam pertama dan kemudian sembuh total.
Dalam penelitian lain dikatakan bahwa sindrom patah hati tidak ada hubungannya dengan arteri jantung dan hanya merupakan masalah dengan otot jantung. Teori yang belakangan muncul ini mungkin lebih benar “meskipun ini bukan merupakan sebuah pembuktian”.
0 komentar:
Posting Komentar